halooo, semua,..halo bapak ibu yang budiman, teman-teman preman,
dan serta sahabat pembaca yang sumringahh...
seperti judul yang udah gue bikin, hari
ini gue bakalan cerita tentang trip gue dkk ke pulau pari di kepulauan seribu,
Indonesia.
sebenarnya waktu gue ngetrip ini adalah
bulan Juni 2013 kemaren, tapi karena gue baru bikin dan baru memiliki blog, dan
setelah gue semangat ngumpulin ingatan buat nyusun kata-kata dan bualan yang
luar biasa (sambil garuk garuk kepala dan gigit2 kuku) gue akhirnya baru bisa
cerita panjang lebar sekarang..
tetep lah pokoknya : "tidak apa-apa
terlambat daripada tidak sama sekali." sepertinya itu bakal jadi pepatah
yang permanen buat gue. dan ada satu lagi pepatah yang membuat gue tergugah dan
bersemangat untuk ikutan meramaikan blantika dunia blogger Indonesia dan dunia
adalah : "bahkan perjalanan seribu mil pun dimulai dari selangkah yang
kecil." yihaaaa!! gue berasa sedang berkoar-koar dan berpidato di hadapan
jutaan umat manusia tentang pentingnya sebuah semangat dan harapan, lalu mereka
berteriak dan mengelu-elukan nama gue, sambil saat itu gue dengan semangat
empat lima melambaikan tangan dan berkata : "tenanglah rakyatku, aku
bersamamu!" Gubraaakkk!! *salahfokus*
nah jadi gini ceritanya, bulan Juni tanggal
sembilan dan sepuluh tahun 2013 (nulisnya sengaja dalam huruf biar
manjangin postingan..hakahakhakah) gue dan beberapa teman serta kekasih
tercinta dan tersayang sepanjang masa gue mengadakan perjalanan singkat namun
sarat manfaat ke suatu tempat yang setelah bertapa dan bersemedi di hadapan
mbah gugel, tempat itu merupakan salah satu tempat yang bagus dan juga banyak
wisatawan asing dan domestik menjadikan pulau tersebut sebagai destinasi wisata
mereka. nah, termasuk gue juga kena deh racunnya.
minggu pagi, sembilan juni 2013 tim gue
janjian ketemuan di pelabuhan muara angke. karena rencananya kita emang naek
kapal menuju ke pari dari situ. berhubung waktu itu gue dkk bawa kuda bermesin
yang beroda dua, maka kita titipkan kendaraan kita di tempat penitipan
kendaraan sekitar pelabuhan. awalnya sih kaget, karena tarif yang diminta mahal
juga rupanya, tawarannya sih 35 ribu per motor satu malam. ngobrol-ngobrol,
nego-nego akhirnya budget penginapan motornya turun dikit, that is 20 ribu per
motor per malam.
setelah kuda bermesin kita titipkan,
lanjut sekarang membeli tiket kapal, waktu itu tarifnya 35ribu rupiah per orang
untuk tujuan pulau pari. keberangkatan kapal dari muara angke menuju pulau pari
biasanya start pukul 07.30 wib. dan yap!! kapal kita on time, teng teng tepat
pukul 07.30 kapal kita jalan...
gue suprise, seneng dan gak nyangka gue
bisa jejalan bareng orang-orang yang punya hobi dan minat yang sama, terlebih
lagi jejalan bareng pujaan hati gue yang selalu ngasih kejutan-kejutan istimewa
sepanjang kelangsungan hubungan gue dengannya (*jiaaahhh malah curhat).
sepanjang perjalanan di kapal, sesekali gue diam dan mengasingkan diri sambil
menatap laut yang lama kelamaan airnya mulai tampak biru dan semakin membiru ketika
menjauh dari pelabuhan. gue berdo'a dalam kesendirian dan ketermenungan agar
gue selalu bisa menikmati perjalanan-perjalanan indah dan menyenangkan bareng
orang-orang yang gue sayangi, agar gue selalu diberi kesehatan jiwa raga,
jasmani dan rohani supaya gue bisa menggapai mimpi-mimpi yang sudah gue jaga
selama ini di satu sudut hati gue. dan terakhir gue menarik nafas panjang lalu
menghembuskannya dengan penuh rasa syukur bahwa gue sampai saat ini masih
diijinkan menghirup dengan lega oksigen yang diberi gratis oleh Nya, bersyukur
bahwa gue masih diberi kesehatan dan keberuntungan untuk bisa menjelajah satu
sudut pulau ciptaan dan kuasaNya. terenyuh gue,.tapi tiba-tiba buyarr kegalauan
gue karena keburu dipanggil temen-temen buat bernarsis-narsis ria di atas tubuh
kapal yang tengadah menampung puluhan jiwa.
Satu setengah jam kemudian akhirnya kita sampai di lokasi
destinasi kita, that is pulau pari.. berhubung hari itu hari minggu, lumayan
ramai pengunjung yang sedang berlibur disana, dan mata gue mulai seperti mesin
barcode yang mendeteksi sinyal obyek penglihatannya.. right! Gue ngelihat
beberapa kapal mulai bersiap jalan untuk mengantar para wisatawan untuk
melakukan snorkeling. Beberapa pengunjung juga lalu lalang mengelilingi kawasan
pulau dengan bersepeda. Atribut2 daerah juga nyata terpampang di hadapan gue,
ucapan selamat datang, batu prasasti peresmian pulau, para pedagang kasongan,
dan yang teramat banyak adalah bangsal penyewaan sepeda, rumah2 penyewaan
alat-alat snorkling, banana boat, juga macem-macem guest house yang berjejer
dari timur ke barat kawasan pulau.
Pengenalan pulau pari
Seperti kita ketahui bahwa pulau pari ini adalah salah satu
kecamatan dari kabupaten administratif kepulauan seribu selatan. Dengan luas
pulau mencapai 41, 32 Ha. Pulau ini berada di tengah gugusan pulau yang
berderet dari selatan ke utara perairan jakarta. Oh ya, gue belum cerita kan
kenapa pulau ini disebut pulau pari? Berdasarkan observasi dan kenyataan di
lapangan, gue punya dua kesimpulan sebagai jawabannya. Pertama, pulau ini dinamakan pari dikarenakan bila dilihat dari foto udara
satelit, pulau ini menyerupai bentuk ikan pari. And then the last, pulau ini
dinamakan pari dikarenakan pulau ini merupakan salah satu penghasil ikan pari
terbesar di kawasan kepulauan seribu.
Sepanjang gue jejalan setiba di pulau pari, gue selalu memandangi
vegetasi tumbuhan yang hidup disana, dan ini menjadi salah satu keunikan
tersendiri bagi pulau pari. Kenapa unik? Karena setau dan sepemahaman gue,
tumbuhan yang mampu hidup dan bertahan di kawasan pantai dan kepulauan adalah
mayoritas pohon kelapa dan tumbuhan bakau. Nah, disini loe bakal nemuin
vegetasi yang sama halnya dengan daratan dengan ketinggian dan kadar air
permukaan tanah yang normal. Disini bisa kita jumpai berbagai macam tumbuhan,
mulai dari pepohonan ketapang yang gagah dan rindang membentang hampir ke
seluruh permukaan pulau, tanaman jambu air, tumbuhan petai cina, pohon sukun,
pohon cemara, pohon jeruk, mangga, pepaya dan bahkan semak-semak belukar dengan
ilalang tumbuh dengan lebat di beberapa sudut pulau.
Ahh, setelah akhirnya cukup puas menikmati pemandangan sekitar,
gue dan temen-temen langsung menuju ke spot camping yang udah kita tetapin. Lokasinya
lumayan asik, cukup luas untuk berkumpul dan membentang tikar..hehe (balik ke
judul blog gue lagi dong, bentang tikar..:D). Di dekat spot camping gue, ada
pondok pak Yus yang jualan berbagai macam kudapan khas pesisir pantai, es
kelapa muda, es campur rumput laut, barbeque sea food (sesuai request) dan
masih banyak yang lainnya. Toilet outdoor juga disiapkan oleh pemilik warung
untuk melayani pengunjung yang bertandang.
Nah, menjelang siang setelah mendirikan tenda dan meletakkan
barang-barang, gue dan temen-temen jalan ke arah barat pulau, dimana disana
merupakan lokasi obyek yang jadi andalan dari pulau ini, yaitu pantai pasir
perawan. Tapi kocaknya gue dan temen gue ini sempet nyasar (gak, gak, bukan
nyasar ding, tapi salah jalan :D *apabedanyacoba*) jadi ceritanya gini, seharusnya dari lokasi tempat
penjualan tiket kapal untuk menuju lokasi pantai pasir perawan, gue harusnya
belok kiri, lalu lurus dan belok kiri lagi. (sampe deh ke pantai pasir
perawan). Tapi gue gak nyimak kata-kata itu, gue dengan pede tingkat dewa
nyelonong aja lurus mulai start patokan titik awal dari loket penjualan tiket
kapal di dermaga. Gue jalan terus nerobos pembatas antara rumah-rumah dan bibir
pantai. Gue pede dan berkata lirih dalam ati (gue yakin ini jalannya,
seandainya pun salah, gue gak akan nyasar, toh pulau ini kecil, masih bisa go
back again buat nyelametin diri). Tapi maaannn, gue dan temen gue songong,
tetep aja lanjut, sampe gue rasanya bener-bener seperti titik hitam kecil yang
makin menjauh makin hilang. Gue terus aja melipir bibir pantai. Sampe tak ada
satu orang pun berada disitu. Tak ada mahluk apapun yang sedang ada dan
hura-hura disitu. Glek!! (*Nelen aer ludah gue) . Tubuh, jiwa dan hati gue
mulai ciut, mulai berasa parno. Sambil mengamati sekitar, sedikit sekali adanya
jejak kaki mahluk hidup disana. Sepanjang bibir pantai isinya hanyalah tanaman
bakau, cukup banyak sampah, dan beberapa kayu tua yang basah malang
melintang.jantung gue mulai berasa bekerja lebih cepat, lebih ngebut detaknya
dari biasanya. Alamak! Bakalan hilang gue diculik dan dibunuh orang disini.
(pikiran sadis, phobia dan durjana mulai mengacau kesehatan pikiran gue). Gue dan
temen gue meracau gak jelas, bertanya sendiri dan menjawab sendiri. Tapi gue
gak nunjukin betapa takutnya gue saat itu di depan temen gue. Gilak! Macam mana
reputasi gue laey. Masa yang katanya dan ngakunya petualang punya rasa takut
yang berlebihan juga. Eggghhhh! Gue narik sesuatu dari celana gue dan mulai
melihat tampilannya. Dan oh noo,..gak ada satu sinyal pun dari gadget gue.
Setelah hampir satu jam berjalan, gue dan temen gue gak nemuin
yang namanya pantai pasir perawan disana. Gue mulai bimbang dan ragu, mulai
berasa terombang ambing perasaan yang sangat absurd buat dijelasin, akhirnya
gue dan temen gue mulai menghibur diri, beberapa kali snapshot pada spot2 yang
gue anggep bagus. Ada satu yang beneran woww saat itu, saat dimana gue udah
mulai jauh dan jauuhhh dari keramaian, saat dimana gue udah Cuma bisa liat
lautt aja sepanjang mata tanpa ada kapal yang melintas, tanpa ada seorang pun
yang lalu lalang, pantai itu sungguh sungguh sepi dan senyaappp, ombak di laut
pun enggan rasanya berdebur. Itulah momen yang paling ciamiikk yang saat tu gue
rasain di tengah ketakutan dengan rasio yang luar biasa. Berasa kalo gue
satu-satunya mahluk hidup (manusia) yang berada disana yang mampu menikmati
surga dunia dengan kesepian dan keasrian tempatnya. Berasaa kalo pantai itu
adalah pantai milik gue sendiri, yang hanya bisa gue nikmatin sendiri
keindahannya. Subhanallah, sesaat aja rasa takut gue lenyap lesap ditelan rasa
takjub yang segera melumut. Setelah akhirnya gue mengabadikan beberapa jepret
momen tersebut, gue dan temen gue mutusin buat balik ke tempat gue mulai, dan
mencari lagi dimana sesungguhnya lokasi pantai pasir perawan yang membuat gue
semakin penasaran. Finally, after go back to start gue mulai lagi dari awal
kayak lagi maen ular tangga. Gue nanya sama penduduk setempat dan dapatlah
petunjuk yang benar dan tepat. Dari lokasi penjualan tiket kapal, gue hanya
perlu belok kiri, terus belok kanan, and then belok kiri lagi, sampe deh pantai
pasir perawan gak nyampe 5 menit. Najoonggg! Gue panas panasan booo 1 jam lebih
tadi melipir bibir pantai tak berpenghuni siapapun, sepasang kaki cantik gue
udah habis lecet dihajar pasir yang bergesekan dengan sendal gunung yang gue
pake. Tapi gak apa lah, pelajaran buat gue jangan songong dan sotoy. Dan yang
terpenting gue dapet oleh2 beberapa snapshot dari sana..(horeeee!
*tinjutangankeatas).
Dan guys, tibalah gue di pantai pasir perawan yang memang bener
bener menawan. Tapi disini gue gak sempet nanya sama masyarakat sekitar kenapa
namanya “pantai pasir perawan” gitu. Otak gue mulai berpikir dan menyimpulkan
sendiri setelah gue bener-bener sampe dan menginjakkan kaki dengan gagah di
atas pasir di bibir pantai pasir perawan. Yapp! Kesimpulannya : pantai ini
dinamakan pasir perawan karena mengambil makna filosofis dari kata “perawan”
itu sendiri yang artinya belum pernah disentuh, belum pernah dijamah, dan belum
pernah dinodai keindahan dan keasrian alamnya. Betul apa gak? Benull aja deh. Benar
dan betul.heheh
Ohya, masuk pantai pasir perawan ini pengunjung dikenakan tarif
biaya masuk, sebesar Rp.3500,- per orang.
Di dalam kawasan ini juga pengunjung diperbolehkan untuk camping dan bermalam
menggunakan tenda disini dengan biaya Rp.10.000,- per orang per malam. Berdasarkan
kesaksian para warga sekitar, pantai ini disebut sebut memiliki aura mistis
yang paling banyak dibanding tempat lainnya. Mengapa? Gue juga belum tau
jawabannya. Gue Cuma dapet cerita begitu dari orang-orang sekitar. Selain rumor
tersebut, pantai ini juga sering digunakan oleh anak-anak mahasiswa dan
kalangan umum kota yang jenuh dengan keadaan perkotaan sebagai tempat untuk
mengadakan party dugem disana. Legalisasi acara pun dimudahkan oleh beberapa
pihak pemangku kepentingan disana..copy! ada yang minat dugem disana?? (gue gak
ah)
Cukup puas gue jejalan mengitari sekeliling pantai disana, gue dan
temen gue balik ke lokasi tempat gue ngediri-in camp, sampe disana gue disuguhi
es campur rumput laut yang begitu seger blingerr pas masuk ke mulut. Habis itu
kita beristirahat, lanjut ngobrol ngobrol dengan bapak yus dan istri sang
pemilik warung. Dari obrolan ini dapetlah berbagai macam cerita dan pengalaman,
mulai dari rencana pembabatan semak yang berada sebelah kiri pondok warung, obrolan sharing tentang paket paket
trip ke pulau pari, kearifan lokal penduduk yang mayoritas domisili asal dari
banten, serta dialek yang biasa digunakan oleh masyarakat pulau dan
keanekaragaman bahasanya. Dan ohya, gue hampir lupa bercerita kenapa pulau ini
vegetasinya sama dengan daratan yang memiliki ketinggian dan kadar air normal
alias tawar. Ternyata, pulau ini memiliki keunikan berupa cekungan yang mampu
menampung serapan air hujan yang jatuh ke permukaan. Akibatnya air yang ada di
pulau pari ini menjadi tawar , tidak seperti pulau lain yang memiliki standar
terbaik berupa air payau.
Sekitar pukul setengah tiga sore, kita bergegas melanjutkan hura-hura
menggunakan kapal kecil menuju spot snorkeling untuk merasakan nikmatnya
menyelam di perairan dangkal, mengunjungi pulau tak berpenghuni pulau tikus, dan
hunting sunset dari hamparan perairan laut lepas di atas kapal.