Ocehan Pertama di Beranda kita

    Hay guys,..selamat datang di Klaso Kito, mari kita gelar tikar kita, mari berbagi suka duka, mariiii bercerita apa saja,oke jangan ragu dan jangan bimbang, dengarkan dulu dendang gue yang malang..*tssssaaaahhhh

    Dua ribu tiga belas, adalah tahun dimana kecanggihan teknologi sudah bisa dibilang terletak pada taraf yang ulalaa dan canggih luar binasa *upss luar BIASA maksudnya* Di saat itu pula lah jutaan jama'ah dunia maya lain sudah menjelajah kemana-mana dan berkoar-koar dalam tulisannya yang sudah melanglang buana cettar membahana, Gue malah baru mulai merangkak jalan,.Di saat ribuan orang lainnya sudah membangun cerita, lelucon dan pengalaman yang luar biasa di blog mereka tercinta, gue malah baru mulai mengayuh sampan perahu gue, baru mulai membentang tikar gue, miris sekali rasanya mendengarnya,.
    Tapi walopun begitu, dibalik ketidakberdayaan gue, di balik kegagapan teknologi gue, di balik isak tangis ke-iri-an gue, di balik sendal bolong gue, dibalik ransel kosong gue, di balik kasur apekk gue, dibalik kegalauan tingkat dewa gue dan dibalik jari-jari yang satu per satu mulai keriting ini, ada pepatah yang mengatakan "tidak apa-apa terlambat daripada tidak sama sekali". yap! itulah yang membuat darah gue berdesir, nyali gue bangkit, jantung gue mulai berdetak lebih kencang (ceilee kayak lagu!! u.u) gue akhirnya bersikeras, mengencangkan ikat pinggang, membulatkan tekad, menegakkan dan mengikatkan bandana di kepala, menyingsingkan lengan baju, menggulung ujung celana dan mengambil cangkul segera (aduuhh malah kayak mau ke sawah deh perasaan?!?!?!)  untuk berkecimpung dan berlayar dengan gagah juga di dunia yang tidak nyata ini.
     Nah balik ke judul blog, setelah berpening-pening ria, berkulu-kilir ria (hilir mudik--red)  gue nyari judul yang pas dan jleb buat blog gue, akhirnya ketemulah dengan kata yang gue pakai sebagai judul alias nama dari blog gue. Bahasanya memang kedengeran GAK familiar, tapi itu sounds Indonesia banget loh dan ada maknanya juga,..jangan salah,..*loh siapa juga yang nyalahin* PLAK! *nabok cermin*
oke lanjut.

    Kata klaso itu diambil dari kosakata bahasa Palembang, yang tepatnya juga kota itu kota kelahiran gue. Arti kata klaso itu dalam Bahasa Indonesia adalah tikar,.kenapa gue ngambil kata itu sebagai judul blog gue? karena menurut pemahaman gue, tikar itu memiliki makna filosofisnya, dimana tikar biasanya digunakan sebagai tempat orang membentang alas sebagai tempat duduk, tempat orang bersantai, bercengkrama, bercerita, bahkan terlebih di daerah gue tidak sedikit yang masih menggunakan tikar sebagai alas tempat tidurnya..yaa, maksud gue dengan adanya blog ini, gue bisa numpahin apa aja yang ada dalam pikiran gue, catatan travelling gue, minat kesukaan dan hobi gue, tips-tips, fashion, budaya, fotografi, curcol, atau bahkan cerita durjana yang sebenarnya tiada manfaat sama sekali. ettt, tapi gue selalu berharap apapun yang tertulis dan ada dalam blog gue adalah sesuatu yang bermanfaat buat yang ngebaca dan yang menyimaknya. Nah, sedangkan kata Kito, pembaca sekalian sepertinya sudah agak kenal dan akrab dengan kata yang satu ini, karena masih bisa ditebak, hanya saja huruf vokal akhirannya terkesan daerah sekali,. yap! kito itu artinya adalah kita,...gue, elo, dia, kalian, kitaa...yaa..kita! :) *kita????lo aja kali gue gak!* (ampun jangan deh ngeluarin state yg itu karena disini beneran gue gak cuma nyeritain gue aja, gue juga pengen ngajak, pengen ngerangkul, dan menjalin silaturahmi yang hangat dengan para pembaca semuanya..

Dan terakhir, sebagai penutup gue cuma bisa berharap dan terus nulis bahwa blog yang gue kelola dengan rasa sabar dan tabah ini dapat menjalani kelangsungan hidupnya dengan panjang dan bersahaja. Gue selalu berharap dan brdoa agar gue gak akan pernah malas lagi buat nulis dan nulis dan nulis lagi.

Sekian perkenalan dan basa basi yang menurut gue ada sedikit "isi" disini..

Salam manis dari gue narsis :)

Inget-inget klasokito.blogspot.com yaa, mampir kalo lagi surfing,.Auf Wiedersehen..:D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Catper to the Pari Island, Kepulauan Seribu

halooo, semua,..halo bapak ibu yang budiman, teman-teman preman, dan serta sahabat pembaca yang sumringahh...
    seperti judul yang udah gue bikin, hari ini gue bakalan cerita tentang trip gue dkk ke pulau pari di kepulauan seribu, Indonesia.
sebenarnya waktu gue ngetrip ini adalah bulan Juni 2013 kemaren, tapi karena gue baru bikin dan baru memiliki blog, dan setelah gue semangat ngumpulin ingatan buat nyusun kata-kata dan bualan yang luar biasa (sambil garuk garuk kepala dan gigit2 kuku) gue akhirnya baru bisa cerita panjang lebar sekarang..
tetep lah pokoknya : "tidak apa-apa terlambat daripada tidak sama sekali." sepertinya itu bakal jadi pepatah yang permanen buat gue. dan ada satu lagi pepatah yang membuat gue tergugah dan bersemangat untuk ikutan meramaikan blantika dunia blogger Indonesia dan dunia adalah : "bahkan perjalanan seribu mil pun dimulai dari selangkah yang kecil." yihaaaa!! gue berasa sedang berkoar-koar dan berpidato di hadapan jutaan umat manusia tentang pentingnya sebuah semangat dan harapan, lalu mereka berteriak dan mengelu-elukan nama gue, sambil saat itu gue dengan semangat empat lima melambaikan tangan dan berkata : "tenanglah rakyatku, aku bersamamu!"  Gubraaakkk!! *salahfokus*

    nah jadi gini ceritanya, bulan Juni tanggal sembilan dan sepuluh tahun 2013 (nulisnya sengaja dalam huruf biar manjangin postingan..hakahakhakah) gue dan beberapa teman serta kekasih tercinta dan tersayang sepanjang masa gue mengadakan perjalanan singkat namun sarat manfaat ke suatu tempat yang setelah bertapa dan bersemedi di hadapan mbah gugel, tempat itu merupakan salah satu tempat yang bagus dan juga banyak wisatawan asing dan domestik menjadikan pulau tersebut sebagai destinasi wisata mereka. nah, termasuk gue juga kena deh racunnya.

   minggu pagi, sembilan juni 2013 tim gue janjian ketemuan di pelabuhan muara angke. karena rencananya kita emang naek kapal menuju ke pari dari situ. berhubung waktu itu gue dkk bawa kuda bermesin yang beroda dua, maka kita titipkan kendaraan kita di tempat penitipan kendaraan sekitar pelabuhan. awalnya sih kaget, karena tarif yang diminta mahal juga rupanya, tawarannya sih 35 ribu per motor satu malam. ngobrol-ngobrol, nego-nego akhirnya budget penginapan motornya turun dikit, that is 20 ribu per motor per malam.

    setelah kuda bermesin kita titipkan, lanjut sekarang membeli tiket kapal, waktu itu tarifnya 35ribu rupiah per orang untuk tujuan pulau pari. keberangkatan kapal dari muara angke menuju pulau pari biasanya start pukul 07.30 wib. dan yap!! kapal kita on time, teng teng tepat pukul 07.30 kapal kita jalan...

     gue suprise, seneng dan gak nyangka gue bisa jejalan bareng orang-orang yang punya hobi dan minat yang sama, terlebih lagi jejalan bareng pujaan hati gue yang selalu ngasih kejutan-kejutan istimewa sepanjang kelangsungan hubungan gue dengannya (*jiaaahhh malah curhat). sepanjang perjalanan di kapal, sesekali gue diam dan mengasingkan diri sambil menatap laut yang lama kelamaan airnya mulai tampak biru dan semakin membiru  ketika menjauh dari pelabuhan. gue berdo'a dalam kesendirian dan ketermenungan agar gue selalu bisa menikmati perjalanan-perjalanan indah dan menyenangkan bareng orang-orang yang gue sayangi, agar gue selalu diberi kesehatan jiwa raga, jasmani dan rohani supaya gue bisa menggapai mimpi-mimpi yang sudah gue jaga selama ini di satu sudut hati gue. dan terakhir gue menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan penuh rasa syukur bahwa gue sampai saat ini masih diijinkan menghirup dengan lega oksigen yang diberi gratis oleh Nya, bersyukur bahwa gue masih diberi kesehatan dan keberuntungan untuk bisa menjelajah satu sudut pulau ciptaan dan kuasaNya. terenyuh gue,.tapi tiba-tiba buyarr kegalauan gue karena keburu dipanggil temen-temen buat bernarsis-narsis ria di atas tubuh kapal yang tengadah menampung puluhan jiwa.

    Satu setengah jam kemudian akhirnya kita sampai di lokasi destinasi kita, that is pulau pari.. berhubung hari itu hari minggu, lumayan ramai pengunjung yang sedang berlibur disana, dan mata gue mulai seperti mesin barcode yang mendeteksi sinyal obyek penglihatannya.. right! Gue ngelihat beberapa kapal mulai bersiap jalan untuk mengantar para wisatawan untuk melakukan snorkeling. Beberapa pengunjung juga lalu lalang mengelilingi kawasan pulau dengan bersepeda. Atribut2 daerah juga nyata terpampang di hadapan gue, ucapan selamat datang, batu prasasti peresmian pulau, para pedagang kasongan, dan yang teramat banyak adalah bangsal penyewaan sepeda, rumah2 penyewaan alat-alat snorkling, banana boat, juga macem-macem guest house yang berjejer dari timur ke barat kawasan pulau.

Pengenalan pulau pari

     Seperti kita ketahui bahwa pulau pari ini adalah salah satu kecamatan dari kabupaten administratif kepulauan seribu selatan. Dengan luas pulau mencapai 41, 32 Ha. Pulau ini berada di tengah gugusan pulau yang berderet dari selatan ke utara perairan jakarta. Oh ya, gue belum cerita kan kenapa pulau ini disebut pulau pari? Berdasarkan observasi dan kenyataan di lapangan, gue punya dua kesimpulan sebagai jawabannya. Pertama, pulau ini dinamakan  pari dikarenakan bila dilihat dari foto udara satelit, pulau ini menyerupai bentuk ikan pari. And then the last, pulau ini dinamakan pari dikarenakan pulau ini merupakan salah satu penghasil ikan pari terbesar di kawasan kepulauan seribu.

    Sepanjang gue jejalan setiba di pulau pari, gue selalu memandangi vegetasi tumbuhan yang hidup disana, dan ini menjadi salah satu keunikan tersendiri bagi pulau pari. Kenapa unik? Karena setau dan sepemahaman gue, tumbuhan yang mampu hidup dan bertahan di kawasan pantai dan kepulauan adalah mayoritas pohon kelapa dan tumbuhan bakau. Nah, disini loe bakal nemuin vegetasi yang sama halnya dengan daratan dengan ketinggian dan kadar air permukaan tanah yang normal. Disini bisa kita jumpai berbagai macam tumbuhan, mulai dari pepohonan ketapang yang gagah dan rindang membentang hampir ke seluruh permukaan pulau, tanaman jambu air, tumbuhan petai cina, pohon sukun, pohon cemara, pohon jeruk, mangga, pepaya dan bahkan semak-semak belukar dengan ilalang tumbuh dengan lebat di beberapa sudut pulau.

    Ahh, setelah akhirnya cukup puas menikmati pemandangan sekitar, gue dan temen-temen langsung menuju ke spot camping yang udah kita tetapin. Lokasinya lumayan asik, cukup luas untuk berkumpul dan membentang tikar..hehe (balik ke judul blog gue lagi dong, bentang tikar..:D). Di dekat spot camping gue, ada pondok pak Yus yang jualan berbagai macam kudapan khas pesisir pantai, es kelapa muda, es campur rumput laut, barbeque sea food (sesuai request) dan masih banyak yang lainnya. Toilet outdoor juga disiapkan oleh pemilik warung untuk melayani pengunjung yang bertandang.

   Nah, menjelang siang setelah mendirikan tenda dan meletakkan barang-barang, gue dan temen-temen jalan ke arah barat pulau, dimana disana merupakan lokasi obyek yang jadi andalan dari pulau ini, yaitu pantai pasir perawan. Tapi kocaknya gue dan temen gue ini sempet nyasar (gak, gak, bukan nyasar ding, tapi salah jalan :D *apabedanyacoba*)  jadi ceritanya gini, seharusnya dari lokasi tempat penjualan tiket kapal untuk menuju lokasi pantai pasir perawan, gue harusnya belok kiri, lalu lurus dan belok kiri lagi. (sampe deh ke pantai pasir perawan). Tapi gue gak nyimak kata-kata itu, gue dengan pede tingkat dewa nyelonong aja lurus mulai start patokan titik awal dari loket penjualan tiket kapal di dermaga. Gue jalan terus nerobos pembatas antara rumah-rumah dan bibir pantai. Gue pede dan berkata lirih dalam ati (gue yakin ini jalannya, seandainya pun salah, gue gak akan nyasar, toh pulau ini kecil, masih bisa go back again buat nyelametin diri). Tapi maaannn, gue dan temen gue songong, tetep aja lanjut, sampe gue rasanya bener-bener seperti titik hitam kecil yang makin menjauh makin hilang. Gue terus aja melipir bibir pantai. Sampe tak ada satu orang pun berada disitu. Tak ada mahluk apapun yang sedang ada dan hura-hura disitu. Glek!! (*Nelen aer ludah gue) . Tubuh, jiwa dan hati gue mulai ciut, mulai berasa parno. Sambil mengamati sekitar, sedikit sekali adanya jejak kaki mahluk hidup disana. Sepanjang bibir pantai isinya hanyalah tanaman bakau, cukup banyak sampah, dan beberapa kayu tua yang basah malang melintang.jantung gue mulai berasa bekerja lebih cepat, lebih ngebut detaknya dari biasanya. Alamak! Bakalan hilang gue diculik dan dibunuh orang disini. (pikiran sadis, phobia dan durjana mulai mengacau kesehatan pikiran gue). Gue dan temen gue meracau gak jelas, bertanya sendiri dan menjawab sendiri. Tapi gue gak nunjukin betapa takutnya gue saat itu di depan temen gue. Gilak! Macam mana reputasi gue laey. Masa yang katanya dan ngakunya petualang punya rasa takut yang berlebihan juga. Eggghhhh! Gue narik sesuatu dari celana gue dan mulai melihat tampilannya. Dan oh noo,..gak ada satu sinyal pun dari gadget gue.

    Setelah hampir satu jam berjalan, gue dan temen gue gak nemuin yang namanya pantai pasir perawan disana. Gue mulai bimbang dan ragu, mulai berasa terombang ambing perasaan yang sangat absurd buat dijelasin, akhirnya gue dan temen gue mulai menghibur diri, beberapa kali snapshot pada spot2 yang gue anggep bagus. Ada satu yang beneran woww saat itu, saat dimana gue udah mulai jauh dan jauuhhh dari keramaian, saat dimana gue udah Cuma bisa liat lautt aja sepanjang mata tanpa ada kapal yang melintas, tanpa ada seorang pun yang lalu lalang, pantai itu sungguh sungguh sepi dan senyaappp, ombak di laut pun enggan rasanya berdebur. Itulah momen yang paling ciamiikk yang saat tu gue rasain di tengah ketakutan dengan rasio yang luar biasa. Berasa kalo gue satu-satunya mahluk hidup (manusia) yang berada disana yang mampu menikmati surga dunia dengan kesepian dan keasrian tempatnya. Berasaa kalo pantai itu adalah pantai milik gue sendiri, yang hanya bisa gue nikmatin sendiri keindahannya. Subhanallah, sesaat aja rasa takut gue lenyap lesap ditelan rasa takjub yang segera melumut. Setelah akhirnya gue mengabadikan beberapa jepret momen tersebut, gue dan temen gue mutusin buat balik ke tempat gue mulai, dan mencari lagi dimana sesungguhnya lokasi pantai pasir perawan yang membuat gue semakin penasaran. Finally, after go back to start gue mulai lagi dari awal kayak lagi maen ular tangga. Gue nanya sama penduduk setempat dan dapatlah petunjuk yang benar dan tepat. Dari lokasi penjualan tiket kapal, gue hanya perlu belok kiri, terus belok kanan, and then belok kiri lagi, sampe deh pantai pasir perawan gak nyampe 5 menit. Najoonggg! Gue panas panasan booo 1 jam lebih tadi melipir bibir pantai tak berpenghuni siapapun, sepasang kaki cantik gue udah habis lecet dihajar pasir yang bergesekan dengan sendal gunung yang gue pake. Tapi gak apa lah, pelajaran buat gue jangan songong dan sotoy. Dan yang terpenting gue dapet oleh2 beberapa snapshot dari sana..(horeeee! *tinjutangankeatas).

    Dan guys, tibalah gue di pantai pasir perawan yang memang bener bener menawan. Tapi disini gue gak sempet nanya sama masyarakat sekitar kenapa namanya “pantai pasir perawan” gitu. Otak gue mulai berpikir dan menyimpulkan sendiri setelah gue bener-bener sampe dan menginjakkan kaki dengan gagah di atas pasir di bibir pantai pasir perawan. Yapp! Kesimpulannya : pantai ini dinamakan pasir perawan karena mengambil makna filosofis dari kata “perawan” itu sendiri yang artinya belum pernah disentuh, belum pernah dijamah, dan belum pernah dinodai keindahan dan keasrian alamnya. Betul apa gak? Benull aja deh. Benar dan betul.heheh

   Ohya, masuk pantai pasir perawan ini pengunjung dikenakan tarif biaya masuk, sebesar  Rp.3500,- per orang. Di dalam kawasan ini juga pengunjung diperbolehkan untuk camping dan bermalam menggunakan tenda disini dengan biaya Rp.10.000,- per orang per malam. Berdasarkan kesaksian para warga sekitar, pantai ini disebut sebut memiliki aura mistis yang paling banyak dibanding tempat lainnya. Mengapa? Gue juga belum tau jawabannya. Gue Cuma dapet cerita begitu dari orang-orang sekitar. Selain rumor tersebut, pantai ini juga sering digunakan oleh anak-anak mahasiswa dan kalangan umum kota yang jenuh dengan keadaan perkotaan sebagai tempat untuk mengadakan party dugem disana. Legalisasi acara pun dimudahkan oleh beberapa pihak pemangku kepentingan disana..copy! ada yang minat dugem disana?? (gue gak ah)

      Cukup puas gue jejalan mengitari sekeliling pantai disana, gue dan temen gue balik ke lokasi tempat gue ngediri-in camp, sampe disana gue disuguhi es campur rumput laut yang begitu seger blingerr pas masuk ke mulut.  Habis itu kita beristirahat, lanjut ngobrol ngobrol dengan bapak yus dan istri sang pemilik warung. Dari obrolan ini dapetlah berbagai macam cerita dan pengalaman, mulai dari rencana pembabatan semak yang berada sebelah kiri pondok  warung, obrolan sharing tentang paket paket trip ke pulau pari, kearifan lokal penduduk yang mayoritas domisili asal dari banten, serta dialek yang biasa digunakan oleh masyarakat pulau dan keanekaragaman bahasanya. Dan ohya, gue hampir lupa bercerita kenapa pulau ini vegetasinya sama dengan daratan yang memiliki ketinggian dan kadar air normal alias tawar. Ternyata, pulau ini memiliki keunikan berupa cekungan yang mampu menampung serapan air hujan yang jatuh ke permukaan. Akibatnya air yang ada di pulau pari ini menjadi tawar , tidak seperti pulau lain yang memiliki standar terbaik berupa air payau.

   Sekitar pukul setengah tiga sore, kita bergegas melanjutkan hura-hura menggunakan kapal kecil menuju spot snorkeling untuk merasakan nikmatnya menyelam di perairan dangkal, mengunjungi pulau tak berpenghuni pulau tikus, dan hunting sunset dari hamparan perairan laut lepas di atas kapal. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Blogger news